January 10, 2013

Hai. Selamat malam.
Sebuah jawaban; satu kalimat saja, dari yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang.
Tak lama, sebuah pesan pun muncul. Memang bukan apa yang ditunggu, tetapi rasanya... terlalu dahsyat. 
Ekstrim. 

Ya, itu pikirku. 

Lalu... aku hanya bisa diam, mencoba mengais rasa, dan menumpahkannya disini.. dengan sedikit asa yang tersisa. 
Apa kamu pernah mencoba bernafas di ruang hampa? Aku belum pernah, tapi mungkin begini rasanya. Megap-megap, mencari pegangan disana-sini, dengan panik membukit yang justru membuat keadaan semakin sulit. 
Lagi-lagi, itu pikirku. Nyatanya, aku masih disini. Duduk diam, memandang kosong, hampa---nyaris tanpa rasa, ditemani secangkir cemas dan risoles yang masih panas. Tanpa ada sedikitpun hak untuk merasa kesal dan merutuki keadaan karena merasa dikecewakan. Mungkin keadaan seperti ini memang tidak jauh lebih baik.

Banyak yang mempertanyakan, tak sedikit yang bernada sumbang:
Mengapa sampai sekarang masih sendiri?

Ini bukan masalah status, tetapi hati dan tujuan. Juga kesiapan. Walau aku tahu, menurut sebuah kutipan "Don't wait until you're ready, if so you will wait for the rest of your life." Iya, aku tahu, tapi ini berbeda... atau persepsiku yang menjadikannya berbeda?

Aku capek. Aku capek, sampai rasanya bosan mengatakan ini berkali-kali.
I'm way too well-designed to be alone.


No comments:

Post a Comment