Maaf, kalau aku bukan yang biasa kamu cinta.
Yang anggun, sederhana, dan menawan hati. Tak slengean dan ceroboh setengah mati.
Maaf, bila sempat hati ini menyimpan rasa.
Tanpa kata, namun kadang dapat diartikan dengan gestur kaku dan binar mata.
Maaf, jika yang kini ada hanyalah sesal.
Menyusup, walau ia pun tak berhak untuk melarang. Sehingga yang tercipta malah kesal.
Mereka bilang rasa tidak terpengaruh waktu, juga pepatah siapa cepat dia dapat.
But in reality, you won't be that lucky.
Sedikit goresan ini.
Walau mungkin terasa begitu personal..
Aku masih menulis hampa.
No comments:
Post a Comment